31 Oktober 2012

Kisah Teledor #10 : Atasan Yang Merana

Selamat sore pemirsa, dalam dunia Kerja, sering kali kita mendengar tentang hubungan antara karyawan dengan atasannya, dan terlebih kita sering mendengar karyawan yang merana, daripada atasan yang merana. Kalau kita membahas karyawan yang merana, tentunya hal yang biasa. Namun kali ini kita akan membahas mengenai atasan yang merana, mengapa tidak selesai membahas judulnya? Mengapa kalimat tadi berulang ulang? Maaf, saya telah teledor.

Dalam dunia kerja, sudah pasti ada perusahaan. Dalam perusahaan, sudah pasti ada karyawan dan atasan, juga ada sebuah peraturan. Jadi, apa yang membuat Atasan tersebut merana? Ternyata, hanyalah seorang Karyawan yang tidak memiliki ekspresi.

Apa yang salah di sini? Apakah kaitannya? Seorang Karyawan yang tidak memiliki ekspresi yang membuat atasan merana? Mengapa? Mengapa begitu banyak tanda tanya?

Ternyata. Seorang Karyawan yang tidak memiliki ekspresi, dapat membuat Atasan menjadi gregetan, contohnya, ketika Atasan sedang memarahi Karyawan tersebut, dia justru diam saja dengan ekspresi seolah tidak terjadi apa - malah cenderung seperti tersenyum seolah berkata "Pak Atasan ini sedang apa ya bicara tidak jelas". Jadilah, hal seperti ini membuat seorang Atasan menjadi kalut, yang terparah adalah. Karyawan tersebut semakin lama semakin membuat kesal karena ulahnya yang terkadang tidak mengindahkan peraturan di tempat dia bekerja.

Itulah yang terjadi pada beberapa perusahaan yang dikelola dengan managemen yang belum matang. Lalu di manakah letak keteledoran nya? Apakah Anda lupa? Kalu kita sudah mengalami keteledoran di Paragraf pertama?

Kata Mutiara : Peraturan yang dibuat sedemikian rupa baiknya, akan diacuhkan oleh orang orang yang merasakan mentah-nya sebuah Managemen.

Oleh : Orang Teledor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...