11 Februari 2015

Kisah Teledor #15: Katanya ini, Kok tiba tiba itu, Oh Ternyata...

Hmmmm... Hujan membasahi bumi, dari kemarin hingga hari ini, tak mengurangi niat saya untuk memenuhi undangan interview kemarin. Maaf saya telah teledor tidak menyampaikan salam kemarin sejak Kisah Teledor #14. Setelah sekian lama terhenti, akhirnya kembali lagi saya saatnya melanjutkan kisah ini, sadar atau tidak sadar, ada atau tidak ada yang membaca, tetap semangat menulis.

Kembali ke topik kita pada hari ini. Ya, saya telah menghadiri undangan interview itu, tentunya setelah menemukan alamat yang dituju. Begitu masuk, bertemu dengan interviewer. Wawancara itu hanya berlangsung singkat, tidak terlalu banyak bertanya, bahkan terkesan "terburu-buru". Mereka mengatakan ingin menempatkan saya pada divisi lain dan tidak sesuai sama sekali dengan yang saya lamar. Sampai pada akhir wawancara, mereka meminta sejumlah uang, untuk membayar seminar yang akan mereka adakan. Saat itulah saya mulai meragukan dan memilih untuk mengakhiri saja.

Poin yang akan saya berikan adalah. Jika selama ini orang berkata "Cari kerja susah", menurut saya tidak sepenuh nya benar. Di era digital seperti sekarang ini internet sudah bukan hal yang asing di telinga kita, jika kita mencari kerja di internet sesungguhnya tersedia banyak sekali lowongan kerja. Jadi cari kerja itu mudah, yang susah menyesuaikan dengan keinginan kita dan pekerjaan yang benar, setelah kita tahu sebuah pekerjaan yang sesuai dan benar, tahap selanjutnya adalah menunggu konfirmasi diterima atau tidak, itulah poin sulitnya. Jadi "cari kerja gampang", "dapat kerja susah".
Maaf saya telah teledor, sebelum nya kita sepakat bahwa kita ingin mencari penghasilan, bukan mencari kerja seperti di Kisah Teledor #6. Bukan bukan itu poin nya, maaf saya telah teledor.

Di sini perlu kita ketahui tadi bahwa mereka meminta sejumlah uang untuk seminar, jika saja saya teledor, mungkin saya menyanggupi persyaratan nya, bukan, bukan itu maksud saya, jika memang itu perusahaan yang benar, maka dia pastinya akan memberi pilihan untuk "potong gaji" dari upah pertama saat bekerja, upah nya memang cukup menggiurkan untuk seorang lulusan SMK, kembali lagi, kita harus berhati - hati.

Ummm, sebenarnya alasan pertama tadi mereka meminta uang untuk seminar, kemudian mereka meminta "uang pendaftaran". Saat itulah yang membuat saya berpikir dua kali, "duit dari mana?" Ya maklum, datang untuk cari penghasilan, bukan bayar buat dapat kerja. Maka dari itu lah, kita perlu hati hati. Wawancara kerja yang dilakukan oleh profesional dan perusahaan yang "legal" adalah, mereka tentu ingin mengetahui apa yang akan diberikan pelamar ke pada perusahaan, bukan uang tentunya, namun kemampuan, pengalaman dan hal tertentu. Ingat sekali lagi, bukan uang. Kalaupun mereka meminta uang, pilihannya adalah "potong gaji".

Sayangnya, ketika saya ingin bergegas pergi, mereka meminta CV saya, dan saya memberikannya, waspada, dua kali lipat, jika suatu saat cv itu digunakan untuk tindakan kejahatan, maupun mereka menyalurkan cv ke tempat lain, tetap cermati."Tidak ada perusahaan legal yang meminta uang untuk persyaratan masuk bekerja".

Kata Mutiara: Telitilah pada diri sendiri, apa yang kita lakukan, apa yang kita inginkan, cermat sebelum melakukan suatu perjanjian. Pahami sikap interviewer, bertanyalah bila tidak paham/tidak jelas padanya, cermat sebelum melakukan suatu perjanjian. Saya bukan menulis dua kali tanpa sengaja, namun memang sekali lagi cermat sebelum melakukan suatu perjanjian, adalah hal yang utama. "Tidak ada perusahaan legal yang meminta uang untuk persyaratan masuk bekerja".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...